Bekerja di NGO dan Menjadi Youth Worker
Dua bulan pasca kontrak selesai
dengan NGI saya lebih banyak menghabiskan waktu di luar rumah, travelling,
mengunjungi teman – teman lama, mencoba lowongan pekerjaan di sana-sini. Hingga akhirnya
Tuhan yang maha baik mengabulkan mimpi saya untuk bekerja di NGO (non governmental organization). Awal
tahun 2017 saya resmi bekerja di organisasi luar biasa, Dejavato Foundation.
Tahun ini akan menjadi tahun ke tiga saya bekerja di Dejavato Foundation atau ICYE (International Cultural Youth Exchange) Indonesia. Sebuah organisasi pertukaran budaya dan pemuda yang berfokus pada kegiatan kerelawanan atau volunteering. Eits, ini bukan relawan saat ada bencana ya ! walau kami juga tetap akan membantu kalau ada bencana. Ya, Dejavato (selanjutnya saya singkat menjadi DJ) mengurusi para anak muda yang akan berangkat ke luar negeri atau yang akan datang ke Indonesia untuk menjadi relawan pada berbagai proyek atau program. DJ tidak bekerja sendirian, ada payung yang membawahi organisasi, yakni ICYE internasional dan beberapa membership internasional lainnya seperti Alliance, NVDA, dan CCIVS. Benar, DJ bekerja sama dengan organisasi lain yang berada di negara lain.
Saat itu saya benar-benar belajar
dari NOL, tidak tahu apa-apa. Sebagian besar staf di organisasi ini adalah
relawan lokal yang sebelumnya sudah bergabung sebelum menjadi staf. Ya, DJ
menawarkan keanggotaan untuk siapapun menjadi relawan lokal. Nantinya, relawan
lokal akan menjadi buddy bagi relawan asing yang datang ke Indonesia. Selain
itu relawan lokal juga memiliki kesempatan besar untuk program-program yang DJ
buka, seperti leader workcamp, scholarship MLTV (Mid Long Term Volunteering) program, EVS (European Voluntary Service), seminar atau training lokal atau
internasional. Oke, ini saya seperti presentasi tentang DJ ya ? hahaha tidak
apa-apa endorse gratis organisasi kesayangan :)).
Saya sungguh sangat bersyukur
bergabung dengan organisasi ini. Saya belajar banyak hal ! Pertama dan yang paling
utama adalah komunikasi dalam bahasa Inggris, karena pekerjaan ini mengharuskan untuk berkomunikasi
dengan para relawan dari berbagai negara lain. Awalnya saya minder, karena
Bahasa Inggris yang pas-pasan. Lagi-lagi saya bersyukur karena rekan-rekan
kerja yang sangat suportif. Mereka akan dengan senang hati merevisi jika ada
salah pengucapan saat berbicara, atau grammar saat menulis berita dan email ke
partner luar. Malah, ada yang dengan senang hati mengajari saya Bahasa Inggris
di luar jam kantor, dikasih buku buat belajar lagi.
![]() |
Saya mengisi acara workshop sekolah partner Dejavato di desa Gedangsari, Klaten |
Peserta Training Persiapan Program EVS dari proyek Erasmus+ Red Onion di Bali. Melalui program ini saya banyak mendapat teman baik dari berbagai negara 💗 |
Selain public speaking dalam bahasa Inggris, lewat pekerjaan ini saya bertemu dan mengenal banyak orang dari berbagai kalangan dan bangsa. Bagi seorang introvert seperti saya, ini adalah sebuah tantangan ! Saya sangat menikmati mengenal orang baru dengan berbagai cerita mereka, namun saya akan cepat lelah jika bersosialisasi terlalu lama atau dengan banyak orang. Saya belajar menghadapi diri saya dalam situasi ini, mencoba menjadi lebih profesional dan tentu saja keluar dari zona nyaman.
Bersama DJ pula mimpi besar saya
untuk ‘berjalan lebih jauh’ mulai tercapai baik di Indonesia atau di luar negeri. DJ seringkali bekerja sama dengan
organisasi luar untuk membuat proyek kerelawanan dan capacity
building bersama. Biasanya proyek ini didanai oleh Erasmus+. Proyek inilah yang memberi
kesempatan saya untuk menjejaki negara lain.
Jadi, kalau sampai sekarang ada
yang tanya, ”Mima kerjaannya apa sih ?
jalan-jalan mulu !” Itu nggak salah, guys :)) saya memang jalan-jalan,
karena itu bagian dari pekerjaan saya. Tetapi saya juga bekerja, hanya saja,
yang saya bagi ke netizen cukup bagian jalan-jalan atau momen bahagia, biar
pada ikut bahagia (bahagia apa sirik ? hahahahaha 😆).
Sebenarnya sampai sekarang saya
juga masih bingung menjelaskan pekerjaan apa yang saya lakukan ini ? Orang tua
saya yang dulu suka bertanya apa yang sebenarnya saya kerjakan, sekarang sampai sudah capai
bertanya. Sekarang beliau-beliau sudah cukup bahagia dengan melihat foto saya
di depan landmark suatu negara, percaya sepenuhnya dengan apa yang saya
lakukan adalah hal baik dan membahagiakan .
Saya secara sederhana menyebutnya
pekerja sosial, staf NGO/LSM. Kalau di negara barat mereka sebut yang bekerja
di sektor NGO sebagai youth worker.
Oiya, NGO mempunyai peran besar di negara luar, loh. Di Indonesia memang belum
terlalu dikenal, nah itu juga visi dari DJ untuk menyebarluaskan pentingnya
kegiatan kerelawanan ini. Kapan-kapan saya akan cerita deh berbagai NGO ajaib
yang saya kunjungi di sana :))
Terakhir nih, sukanya sudah
dijelaskan panjang lebar di atas, ada nggak sih dukanya dari pekerjaan ini?
Saya rasa ini bukan duka sih, tapi lebih ke (lagi-lagi) tantangan. Karena DJ
seringkali bekerja dengan anak muda, mahasiswa, siswa SD – SMA terkadang
membuat saya lupa umur hahaha ambil sisi baiknya lah, ya. Saya akan terus
berjiwa muda :D
Yak, semoga cerita ini
menjelaskan sedikit banyak apa yang saya lakukan beberapa tahun belakangan dan menjawab rasa penasaran teman-teman :)) Saya akan berbagi cerita dan pengalaman luar biasa lainnya di postingan lain.
Bonus foto, my old and newest teammate !
0 komentar
Please kindly leave your comment with your ID