Tere ~ Liye : Hanya Untukmu
Pada
tahun 2008 kala aku masih duduk di bangku X SMA, aku membaca karya beliau untuk
pertama kalinya. Ketika itu salah satu teman sekelas ku (Nova;baca) mendapat
kado dari seseorang yang menyukainya, berjudul Bidadari-Bidadari Surga. Nova
masih agak malu dan ragu menerimanya lalu, dengan nekat aku pinjam dan bawa
pulang saja novel tersebut. Beberapa hari kemudian novel tersebut aku
kembalikan dengan predikat novel jempolan, alhasil teman yang lain berebut
meminjamnya pada Nova.
Membaca
satu buku dari penulis yang mempunyai nama pena ‘agak asing’ ini malah membuatku
semakin penasaran dan memulai petualangan berburu karya beliau lainnya.
Beruntung di tempat penyewaan buku langgananku ada 2 novel lainnya, segera saja
aku pinjam :p Moga Bunda Disayang Allah dan Hafalan Shalat Delisa. Tidak hanya
novel Bidadari-Bidadari Surga saja, tetapi 2 novel tersebut juga sukses
menguras air mataku. Sejak saat itu aku memutuskan menjadi pembaca setia Mba
Tere~Liye, begitu pikirku yang pada awalnya mengira Tere~Liye seorang
perempuan.
Tulisan
beliau begitu khas, penuh pelajaran yang berkesan. Bisa dibaca beragam usia,
untuk diceritakan kembali kepada anak-anak atau pun pelajaran bagi para orang
tua dengan posisi tulisan yang tidak menggurui. Selain itu, karakter tokoh
dalam mendukung cerita-cerita beliau begitu kuat meski tokoh tersebut berperan
kecil sekali pun.
Dulu
informasi mengenai Tere~Liye entah mengapa susah sekali ditemukan,
sehingga baru di akhir masa SMA ku, aku
membaca karya beliau Serial Anak-Anak Mamak : Burlian, Pukat, Elliana, dan
*Amalia (*belum keluar) yang sangat jempolan. Setelah membaca serial ini pula
aku baru mengetahui bahwa Tere~Liye itu seorang laki-laki.
Saat
masuk ke perguruan tinggi, semakin banyak karya Tere~Liye yang terjun ke pasar
buku : Ayahku Bukan Pembohong, Daun yang Jatuh Tak Pernah Membenci
Angin, Aku Kau dan Sepucuk Angpau Merah, Sunset Bersama Rosie, Rembulan
Tenggelam di Wajahmu, Berjuta Rasanya, Negeri Para Bedebah dan banyak lainnya.
Bahkan Hafalan Shalat Delisa dan Bidadari-Bidadari Surga difilmkan sedang Serial
Anak Mamak dijadikan serial telivisi.
Seiring
berjalannya waktu, Tere~Liye pun mempunyai fans page di facebook *dulu waktu aku SMA kayanya belum soalnya
aku pernah like page dengan nama akun Tere~Liye eh malah india-india gitu*
haha Tere~Liye memang dari bahasa hindi yang berarti “Hanya Untukmu” sesuai
dengan karya-karya beliau yang memberikan pelajaran hanya untukmu (kita).
Sekarang dengan Tere~Liye sering mengupdate entah tentang apa di facebook aku
jadi semakin dekat dengan beliau, untuk tahu pemikiran, nasihat, selentingan
kabar beliau ataupun karyanya.
Oh
.. yaa belakangan aku juga mengetahui bahwa beliau seorang akuntan. Bak saudara
seperjuangan yang pernah (bagi beliau) dan sekarang (bagi ku) berkutat dengan
jurnal akuntansi, aku semakin mengagumi beliau yang tidak hanya pandai membuat
karya berarti tetapi juga eksis dalam pekerjaannya tersebut.
Sedihnya
sampai sekarang aku belum mempunyai novel beliau satupun, hanya menumpang dan
meminjam buku saja yang sekarang ku lakukan hehehe *peace, bang ^^v*. Tapi, percaya deh suatu saat koleksi buku
Tere~Liye akan ku lengkapi selengkap-lengkapnya :D
Beberapa
hari lalu, aku baca novel beliau yang berjudul “Daun yang Jatuh Tak Pernah
Membenci Angin” dan itu superrrr sekali, agak berbeda dari karya beliau yang
biasanya. Konflik internal tokoh berhasil menohok perasaan saya sebagai seorang
secret admirer tahunan hahaha *malah
curcol* beliau mengemas cerita tersebut sebagai kisah cinta menye yang sangat
dewasa dan butuh mental kuat untuk membacanya *yang ini agak lebay* haha
mungkin kapan-kapan aku mau tulis review tentang beberapa buku beliau :3
Tags:
review
When I Started
1 komentar
Wah lama juga ya postingan 2012 hehe
BalasHapusPlease kindly leave your comment with your ID