Tim Dejavato Foundation bersama dengan relawan asing dan lokal

Pertama-tama tulisan ini saya buat bukan untuk endorse, hanya mau berbagi informasi untuk teman-teman yang belum tahu tentang Dejavato Foundation. Menurut saya, anak muda harus tahu tentang organisasi ini karena sungguh memberi banyak pengalaman keren!

Siapa sih yang nggak ingin ke luar negeri? Saya rasa setiap orang yang punya kesempatan dan mampu, sekali paling tidak dalam hidupnya akan mencoba ke luar negeri. Sayangnya nggak semua orang mampu, maka kesempatan lah yang diperebutkan banyak orang.

Nah, Dejavato Foundation merupakan wadah yang menyediakan banyak kesempatan bagi anak muda Indonesia untuk go international dengan beragam kegiatan kerelawanan. Salah satu kesempatannya ke luar negeri yang nggak berisi liburan semata, tetapi juga kegiatan seru luar biasa! Kalian juga bisa mengembangkan kemampuan leadership di berbagai proyek menarik di Indonesia dengan peserta dari beragam negara.

Sebenarnya apa sih Dejavato itu? Dejavato Foundation adalah NGO (nongovernmental organisation) atau lokalnya disebut juga LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat). Dejavato bergerak di bidang kerelawanan internasional dengan fokus utama sosial budaya dan pendidikan. Dejavato berada di bawah naungan ICYE (International Cultural Youth Exchange), jadi Dejavato tidak hanya di Indonesia, namun juga memiliki partner di berbagai negara yang siap menyediakan kamu beragam proyek kerelawanan menarik!

Sukarelawan bukan hanya tentang bencana

Sebelumnya, apa sih yang kalian tahu tentang relawan? Sukarelawan? Betul, orang yang dengan sukarela melakukan sesuatu tanpa pamrih. Seringnya relawan di Indonesia identik dengan terjadinya suatu bencana, padahal relawan itu banyak sekali yang dapat dikerjakan dan tidak melulu tentang bencana.

Di luar negeri kegiatan kerelawanan adalah hal yang biasa dilakukan. Banyak anak muda mengambil gap year hingga satu tahun lamanya untuk menjadi sukarelawan di wilayah-wilayah tertentu. Adapula yang sebentar saja untuk mengikuti workcamp mencari pengalaman dan menambah kawan.

Dejavato menawarkan beragam proyek kerelawanan dan pilihan negara yang bisa kamu ambil sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan kamu. Terkadang ada program dari partner luar semisal Erasmus+ biasanya biaya akan menjadi parsial bahkan kamu hanya menanganggung biaya di awal dan akan di reimburse nantinya. Namanya juga sukarelawan, selalu ada yang harus dikorbankan di awal bukan untuk kebaikan lebih besar? Entah itu pengalaman berharga, kawan karib di masa depan, atau tawaran kesempatan lebih baik dsb.

Tentang Dejavato Foundation

Dejavato Foundation sudah berdiri sejak 2005, berlokasi di Semarang, Jawa Tengah. Kalian bisa kunjungi website DEJAVATO atau akun instagramnya untuk informasi lebih rinci.

View this post on Instagram

A post shared by ICYE Indonesia (@dejavato_foundation)

Selain menawarkan program ke luar negeri, Dejavato juga menerima relawan asing dari berbagai negara. Ya, relawan asing tersebut melakukan kegiatan kerelawanan oleh Dejavato disiapkan proyek sesuai minatnya. Semisal di sekolah menjadi asisten guru, panti asuhan membantu mengasuh anak panti, panti jompo merawat para oma-opa, dll.

Dejavato menerima member lokal yang nantinya diberdayakan untuk jadi local buddy para relawan asing, guru les Bahasa Indonesia, host family (menjadi keluarga angkat relawan asing selama bertugas di Indonesia), menjadi leader workcamp yang diselenggarakan di Indonesia, atau mendapat kelas/workshop tertentu yang diadakan Dejavato bekerja sama dengan partner asing.

Be Ready and Grab the Chance

Pernah nggak sih kalian merasakan bosan dengan jalan hidup yang mainstream? Sekolah dari SD hingga SMA, kuliah, bekerja, menikah, punya anak, hingga kita menua dan mati. Kayanya hidup kok gitu-gitu aja? Saya rasa ikut program Dejavato adalah jawabannya biar nggak mainstream-mainstream banget 😊

Mumpung masih COVID-19 mari menabung dan tingkatkan kemampuan berbahasa. Nanti saat hari esok lebih baik, kita siap ikut program Dejavato Foundation yang sesuai dengan keinginan kita.

Saya dulu pernah menceritakan pengalaman bekerja Dejavato Foundation, mungkin ada yang mau baca POV mantan staf yang pernah bekerja di NGO Dejavato. Ke depannya saya juga akan tulis beberapa kisah dan pengalaman saya diberi kesempatan luar biasa selama bekerja di sana.

Nametag since 2017

Akhir Desember 2019 aku mengambil satu keputusan besar, setelah beberapa bulan sebelumnya maju mundur untuk aku lakukan. Yap, aku resmi menyampaikan surat pengunduran diri dari pekerjaan per Maret 2020 pada atasanku di malam natal.

Sebagai anak berhati lembut XD, penyampaian surat pengunduran diri diawali dengan drama tangisanku. Aku menangis hampir 10 menit lamanya, karena teringat banyak hal yang kudapat selama tiga tahun terakhir tumbuh berkembang, jatuh bangun di organisasi ini. Atasanku bingung mesti berbuat apa, Ia hanya diam, menungguku tenang lalu mendengarkan keluh kesah dan permintaanku yang sudah bulat untuk mengundurkan diri. Beliau mengangguk menyerahkan dan mendukung semua keputusan padaku dan meminta sesegera mungkin mencari penggantiku. Aku sungguh bersyukur mengenalnya sebagai atasanku.

Waktu terus berlalu hingga tibalah Maret 2020. Aku sudah menemukan junior yang akan menempati posisiku nanti, dan ternyata bukan hanya aku yang akan resign bulan ini, salah satu sahabatku juga menyampaikan pengunduran diri sehari setelahku, padahal kami nggak janjian. Jadi sebenarnya teman-teman kantor agak kaget dan sedih karena harus kehilangan dua orang sekaligus, but life must go on, right? :)

Awalnya kami sudah merencanakan makan malam perpisahan bersama yang memang biasanya dilakukan pada semua staf yang selesai masa bekerja di kantor, namun lagi-lagi manusia hanya bisa berencana. Benar sekali! COVID-19 mulai viral di Indonesia, kantor pun ambil kebijakan untuk WFH seminggu sebelum masa bekerjaku berakhir. Semua kegiatan kerelawanan dihentikan dan para relawan asing kami sesegera mungkin kami pulangkan ke negara masing-masing. Atasanku merencanakan perpisahan diundur beberapa bulan kemudian hingga COVID-19, walau nyatanya hingga hari ini 12 Oktober 2020 ia masih jadi isu di seluruh dunia.

Sedikit agak sedih karena seminggu terakhir masa kerjaku harus aku lakukan di rumah, tapi aku juga bersyukur karena itu berarti kantor begitu peduli dengan para staff. Kami hanya mengucapkan terimakasih, maaf selamat tinggal, sampai jumpa, dan sukses di tempat lainnya via email dan chat. Ya, begitulah aku mengakhiri masa kerjaku di Dejavato Foundation. Sungguh banyak hal yang ku dapatkan selama bekerja di sana, teman, sahabat, rekan bisnis, ilmu, dsb. Kalau ada waktu luang, aku akan ceritakan di blog banyak hal yang aku dapatkan selama bekerja di sana.

Lastly, goodbye is not forever. It is just simply means we will meet again at another time.

Lanskap Dar Es Salaam dari hotel Jamirex

Nairobi, Kenya pagi menjelang

Pasrah, kami melaporkan kehilangan bagasi kami dan mengisi formulir. Agak rumit, karena penerbangan kami yang panjang dan berganti beberapa kali. Kalau saya sih curiga terbawa oleh Royal Jordania. Pihak Lost & Found belum bisa memastikan keberadaan bagasi, kami. Mereka bilang akan mengontak kami secepatnya kalau sudah ada kabar.

Foto bersama dengan Chris, perwakilan host organisasi yang baik hati selalu membantu kami :) Thank you so much, Chris !

Warga lokal bermain voli pantai di Klub Pantai Mblamwezi

Akhirnya kembali ke pelukan :') koper dah balik, mantan kapan ? ups !

1. Pastikan anda punya asuransi perjalanan (Jaga-jaga kalau maskapai tidak mau ganti rugi)
2. Simpan dengan baik boarding pass dan kertas hak milik bagasi
3. Jika terjadi kehilangan, jangan panik, lapor kebagian Lost & Found dan maskapai penerbangan di bandara negara tujuan
4. Isi formulir kehilangan minta copy atau difoto
5. Minta surat kehilangan dari maskapai penerbangan
6. Kalau ada kenalan baik orang lokal, bisa diminta tolong untuk update menanyakan keberadaan bagasi
7. Mendatangi langsung kantor pusat maskapai penerbangan, kalau ada orang lokal lebih baik.
8. Biasanya tiap maskapai memiliki dana kompensasi yang beragam dengan syarat dan ketentuan berlaku. Pada kasus ini Kenya Airways memberikan 100 USD per orang
9. Jika tidak bisa ke kantornya, kontak maskapai penerbangan via email resmi
10. Simpan dan foto semua struk/nota/receipt belanja keperluan kalian selama bagasi hilang, kalau kalian punya asuransi perjalanan biasanya bisa diklaim untuk kasus kehilangan bagasi sementara.
11. Bersabarlah, karena sesungguhnya orang sabar disayang Tuhan :)