Tips & Trik Bagasi Datang Terlambat di Afrika
Lanskap Dar Es Salaam dari hotel Jamirex |
13 Februari 2019
Tiket, buku vaksin,
dokumen-dokumen, bagasi telah siap. Kami siap bertolak ke Tanzania. Berharap
tidak ada lagi drama menghampiri perjalanan kami.
Perjalanan kami akan ditempuh
hampir 2 hari, sepenuhnya tiket dipilihkan oleh penyelenggara. Rutenya sebagai
berikut : Semarang - Kuala Lumpur (KL) dengan Air Asia, kami akan transit hampir 8 jam
di KL Lalu lanjut dengan Royal Jordania ke Bangkok, nah kebalikan
dari transit sebelumnya di sini kami hanya punya waktu tidak sampai satu jam
untuk mengejar pesawat lanjutan ke Kenya dengan Kenya Airways, dan terakhir
Kenya - Tanzania dengan waktu transit normal menggunakan maskapai yang sama.
Berawal di KL penerbangan kami connecting, namun beda maskapai. Tidak
bisa check in online, sehingga kami
tetap harus lapor di setiap airport meski sudah mendapat boarding pass. Saya takut sekali kami akan ketinggalan pesawat di
Bangkok, karena waktu transit yang sebentar, dan belum pernah transit di Bandara Suvarnabhumi sebelumnya (takutnya sebesar Bandara Changi yang harus
pindah terminal).
Saya dan teman-teman awalnya
bimbang memasukkan koper ke bagasi, karena waktu transit yang sebentar apa
mungkin pihak maskapai sempat memindahkannya ? namun kalau kita bawa ke kabin
dan lari-lari untuk lapor ulang dan pindah terminal, bisa saja kami yang akan
ketinggalan pesawat bukan?
Setelah diyakinkan oleh pihak
maskapai Royal Jordania di KLIA1, kami cukup lega, karena menurut mereka koper
kami akan diteruskan hingga perjalanan akhir di Tanzania. Selama
perjalanan ini kami cukup memastikan lapor ulang, dan menunggu di gate dan
terminal yang benar dan tentunya update info perpindahan gate.
Nairobi, Kenya pagi menjelang |
Dua jam perjalanan ke Bangkok dilalui
dengan mulus. Selanjutnya penerbangan dari Bangkok ke Kenya yang cukup lama
sekitar 10 jam. Makanan yang disajikan di Kenya Airways sudah mulai terasa vibe Afrika. Perjalanan tak berasa lama, karena saya menghabiskan waktu dengan makan - tidur - makan - nonton film - tidur. Tiba- tiba sudah ada pengumuman untuk mendarat.
Dan akhirnya ......... saya menjejakkan
kaki di benua hitam, Afrika! Ajaibnya, Afrika yang selama ini saya bayangkan
akan panas menggelora tidak sepanas itu, justru Kenya terasa sangat sejuk.
Perjalanan masih berlanjut, kami masih harus meneruskan penerbangan untuk sampai di tujuan akhir. Penerbangan Kenya ke Tanzania mengingatkan penerbangan Indonesia - Malaysia yang serumpun, karena tidak terlalu jauh dan orang-orang dari kedua negara berbagi penampilan yang serupa dan bisa berkomunikasi walau dengan bahasa masing-masing.
Perjalanan masih berlanjut, kami masih harus meneruskan penerbangan untuk sampai di tujuan akhir. Penerbangan Kenya ke Tanzania mengingatkan penerbangan Indonesia - Malaysia yang serumpun, karena tidak terlalu jauh dan orang-orang dari kedua negara berbagi penampilan yang serupa dan bisa berkomunikasi walau dengan bahasa masing-masing.
Tepat jam 10:00 pagi waktu Dar Es
Salaam kami tiba. Pertama-tama kami mengisi formulir masuk negara. Beberapa orang
berjas putih panjang (nampak seperti dokter) menanyai apakah kami sudah
memiliki ICV (Sertifikat Vaksin Internasional). Kami yang memang sudah memiliki dengan perjuangan panjang menunjukkannya dengan sedikit bangga *ini lebay*, mereka tak
berlama-lama dengan kami, beralih ke penumpang lain.
Setelah mengisi form dan lolos
pendataan ICV, selanjutnya hal yang paling mendebarkan dari setiap travelling
ke luar negeri, cap paspor kedatangan aka pengecekan imigrasi. Selalu menjadi
hal yang membuat saya deg-degan walau dokumen sudah lengkap dan tujuan sudah
jelas di negara tersebut.
Saya diterima oleh petugas
perempuan yang terlihat ramah namun juga galak (mungkin aslinya dia baik hati,
karena pekerjaan dia harus terlihat tegas). Setelah bertanya-tanya dan mengecek
invitation letter, beliau mengarahkan saya ke rekannya di dalam bilik. Paspor
saya pun dicap masuk, kemudian saya harus mengantri membayar 50 USD untuk biaya
Visa on Arrival (VOA), tak lama nama dipanggil saya langsung mengurus pembayaran, dan voila … saya
sudah resmi bisa tinggal di Tanzania untuk waktu tiga bulan lamanya.
Eits, tidak! Cerita ini belum
juga sampai klimaks, belum bisa berakhir melegakan. Setelah hal mendebarkan
dilalui, ada lagi hal yang membuat uring-uringan, yakni menunggu bagasi keluar.
Kami termasuk rombongan terakhir yang keluar dari pengecekan imigrasi. Sesampai
di area pengambilan bagasi, sudah tampak sepi. Ada beberapa bagasi masih
berputar di mesin keliling, ada pula bergerombol di lantai, tetapi oh tetapi
tidak ada satupun nampak tiga bagasi kami. Pihak Lost & Found bandara Julius
Nyerere pun memastikan semua bagasi penerbangan dari Kenya sudah keluar. Saya
langsung lemas!
Pasrah, kami melaporkan
kehilangan bagasi kami dan mengisi formulir. Agak rumit, karena penerbangan kami
yang panjang dan berganti beberapa kali. Kalau saya sih curiga terbawa oleh
Royal Jordania. Pihak Lost & Found belum bisa memastikan keberadaan bagasi,
kami. Mereka bilang akan mengontak kami secepatnya kalau sudah ada kabar.
Foto bersama dengan Chris, perwakilan host organisasi yang baik hati selalu membantu kami :) Thank you so much, Chris ! |
Yeah, another drama just started :)
Keluar bandara kami dijemput oleh
organisasi tuan rumah TYCEN dan peserta dari Thailand dan Kenya. Kami ceritakan
drama terbaru kami, mereka dengan berbelas kasih mendengarkan cerita para
makhluk nun jauh ini kehilangan bagasi. TYCEN yang diwakili oleh Chris berjanji
akan membantu untuk menghubungi pihak maskapai.
Hari kedua, acara kami resmi
dimulai. Kami masih memakai baju yang sama dari tiga hari yang lalu. Semua peserta
mengasihani kemalangan kami. Mereka menawarkan untuk meminjamkan beberapa
pakaian. Kami terus mengontak pihak maskapai dan bagian lost & found, mereka
bilang bagasi tertinggal di Kenya, akan diantarkan besok. Oke, Kenya. Tidak
jauh, masih bisa ditolerir untuk pengembalian besok. Jadi kami tidak perlu
membeli baju cadangan karena bagasi akan datang besok pagi.
Hari ketiga, belum ada kabar dari
pihak terkait untuk pengembalian bagasi. Chris bantu kontak lagi, pihak terkait
mengubah pernyataan, mereka bilang masih belum tahu keberadaan bagasi kami.
Chris mengusulkan untuk kami datang langsung ke kantor pusat maskapai Kenya
Airways, dia akan membantu mengantarkan kami ke sana. Biasanya mereka akan
memberikan uang kompensasi karena bagasi yang datang terlambat atau hilang.
Warga lokal bermain voli pantai di Klub Pantai Mblamwezi |
Hari itu juga kami datang ke
kantor Kenya Airways. Petugas cukup ramah dalam menangani komplain kami. Ia meminta paspor dan meminta kami untuk menunggu beberapa saat. Petugas keluar dengan uang kompensasi dan berkas yang mesti kami tandatangani. Ia
juga masih belum bisa memastikan kapan bagasi kami akan kembali.
Sore hari, selesai acara kami langsung belanja beberapa barang penting semacam jeroan, baju layak pakai di awul-awul Tanzania (beruntung hotel dekat dengan pasar). Semua nota dari pembelian itu saya simpan, karena kami juga menggunakan asuransi perjalanan yang siapa tahu pengeluaran tersebut bisa diklaim.
Sore hari, selesai acara kami langsung belanja beberapa barang penting semacam jeroan, baju layak pakai di awul-awul Tanzania (beruntung hotel dekat dengan pasar). Semua nota dari pembelian itu saya simpan, karena kami juga menggunakan asuransi perjalanan yang siapa tahu pengeluaran tersebut bisa diklaim.
Hari keempat kabar terbaru
berhembus, ternyata bagasi kami terbawa hingga ke Jordania. Tuh kan sesuai
prediksi saya!!! Kemungkinan besok malam baru akan sampai Dar Es Salaam.
Setidaknya bagasi sampai sebelum jadwal kepulangan :”)
Hari ke lima, setelah saya pulang
dari pantai dan teman-teman saya dari kondangan orang lokal pada malam hari,
seorang pria mengantarkan dua koper dan satu carrier. Ia mencari kami bertiga untuk
menandatangani berkas pengembalian bagasi. Penuh haru suka cita kami
menandantanginya.
Akhirnya kembali ke pelukan :') koper dah balik, mantan kapan ? ups ! |
Nah begitulah drama kedua dari
kisah perjalanan di Tanzania. Di bawah ini tips & trick menghadapi
kehilangan bagasi di negara orang, khususnya di Tanzania.
- Pastikan anda punya asuransi perjalanan (Jaga-jaga kalau maskapai tidak mau ganti rugi)
- Simpan dengan baik boarding pass dan kertas hak milik bagasi
- Jika terjadi kehilangan, jangan panik, lapor kebagian Lost & Found dan maskapai penerbangan di bandara negara tujuan
- Isi formulir kehilangan minta copy atau difoto
- Minta surat kehilangan dari maskapai penerbangan
- Kalau ada kenalan baik orang lokal, bisa diminta tolong untuk update menanyakan keberadaan bagasi
- Mendatangi langsung kantor pusat maskapai penerbangan, kalau ada orang lokal lebih baik.
- Biasanya tiap maskapai memiliki dana kompensasi yang beragam dengan syarat dan ketentuan berlaku. Pada kasus ini Kenya Airways memberikan 100 USD per orang
- Jika tidak bisa ke kantornya, kontak maskapai penerbangan via email resmi
- Simpan dan foto semua struk/nota/receipt belanja keperluan kalian selama bagasi hilang, kalau kalian punya asuransi perjalanan biasanya bisa diklaim untuk kasus kehilangan bagasi sementara.
- Bersabarlah, karena sesungguhnya orang sabar disayang Tuhan :)
Tags:
berjalan lebih jauh
dejavato
dejavato foundation
erasmus+
lost bagage
tanzania
Tips
tips & trick
traveling
young social innovators
youth worker
YSI
2 komentar
Terima kasih tipsnya kak sangat bermanfaat, cuma gak tau kapan waktunya aku bisa keluar negri hehe
BalasHapusHey! Terimakasih sudah mampir! Bisa kok bisa, masih muda masih banyak kesempatan asal selau mencari celah kesempatan. Semangat!
HapusPlease kindly leave your comment with your ID