Kisah Masa Lalu untuk Terus Bermimpi
Di depan rumah dinas kami |
Tahun 1999,
saya masih ingat sekali. Bapak masih mengantar jemput saya dengan motor dinas
keluaran tahun 70-an, selepas beliau pulang kantor. Bapak selalu bercerita
mengenai mimpinya untuk mempunyai motor pribadi, agar motor dinasnya hanya
digunakan untuk kegiatan kantornya saja. Menurut Bapak, motor dinas yang
digunakan selain untuk urusan kantor itu sama saja dengan korupsi.
Lain
lagi dengan Ibu. Ibu bukan ibu rumah tangga, sama seperti Bapak, Ibu seorang
PNS (Pegawai Negeri Sipil). Walaupun PNS, Ibu tak pernah melupakan kewajibannya
sebagai ibu rumah tangga yang mengurusi rumah dan keluarga. Pada akhir pekan,
di sela-sela kerja bakti membersihkan rumah dinas yang kami tempati, Ibu selalu
menyelipkan candaan—yang saya tahu kalau itu adalah mimpi Ibu— kalau rumah
dinas ini terlalu mudah untuk dibersihkan dan berharap ada rumah lebih besar
yang bisa dibersihkan.
Sampai
pada suatu waktu, mimpi di keluarga kami mulai terwujud satu persatu. Tentu
saja bukan tanpa perjuangan mimpi itu terwujud. Lulus dengan gelar sarjana
menyambi bekerja sebagai PNS, membuat Bapak dipercaya untuk memegang jabatan
yang lebih tinggi. Tak heran pundi-pundi ekonomi keluarga kami bertambah, maka
bapak memutuskan untuk membeli vespa bekas dari temannya. Saya senang sekali
menaiki vespa yang bunyinya berbeda dari motor kebanyakan.
Bersama
dengan Ibu, Bapak terus menabung sambil mulai membangun mimpi kedua. Rumah
pribadi. Rumah kami dibangun secara perlahan dengan waktu yang sangat panjang.
Sekitar tahun 2004 kami mulai menempati
rumah impian keluarga kami. Saya ingat betul rumah kami belum sempurna, masih
bocor di sana-sini dan tanpa pagar. Namun, perlahan-lahan Bapak terus berjuang
melengkapi segalanya agar tempat yang kami tinggali tersebut layak disebut
sebagai Rumah. Ya, Rumah pribadi kami, sebuah tempat kami akan kembali, sejauh
manapun kaki kami melangkah.
Belajar
dari kisah masa lalu keluarga, pribadi saya terbentuk sebagai seorang yang suka
mengoleksi mimpi untuk terus menjalani hidup. Setiap awal tahun, saya akan
membuat daftar mimpi-mimpi. Sedangkan di akhir tahun saya akan mengevaluasi sejauh
apa pencapaian atas mimpi-mimpi saya, mimpi mana saja yang sudah atau belum
tercapai.
Di tahun 2010,
saya mulai memposting kegiatan yang saya lakukan di awal dan akhir tahun
mengenai impian saya di blog pribadi. Misi saya memposting mimpi-mimpi di blog
adalah untuk teman-teman mengamini mimpi-mimpi itu, juga untuk mereka mengingatkan saya jika sudah mulai lelah dengan impian saya.
Beragam
respon saya terima dari teman-teman terkait dengan postingan tersebut. Saya
berterimakasih atas berbagai respon yang mereka berikan. Bagi mereka yang mencemooh,
cemoohan mereka saya jadikan cambuk untuk membuktikan bahwa
mimpi saya bukan hanya bunga tidur semata. Sedangkan untuk mereka yang mengamini dan mendoakan mimpi-mimpi saya, saya akan balik mendoakan dan mendukung kalian :) Mari terus berusaha mengejar mimpi-mimpi.
Seperti lagu
yang dinyanyikan oleh Bondan Prakoso featuring
Fade2Black “Hidup Berawal Dari Mimpi”.
Saya mempercayainya, maka tinggalkanlah gengsi, hidup berawal dari mimpi gantungkan yang tinggi
agar semua terjadi.
Omong-omong,
impian terdekat saya adalah memenangkan kompetisi blog yang diadakan oleh Mimpi Properti. Semoga saya bisa memenangkannya atau paling tidak masuk dalam 20 besar. Amin :) . Ayo, cepat posting di blog cerita tentang mengejar impianmu.
Tulisan ini disertakan dalam Kontes Blog Mimpi Properti
Info lebih lanjut klik |
0 komentar
Please kindly leave your comment with your ID