It’s Time to Africa, A Fight to Get Yellow Fever Vaccines
Ilustrasi : Pejuang Kereta Api (The Train-er) |
Februari tahun ini saya mendapat
tugas dari kantor untuk jadi delegasi Indonesia ke Tanzania. Tugas ini dalam
rangka seminar dari salah satu rangkaian capacity building project yang didanai
Komisi Eropa, bertajuk Young Social Innovators Engine of Changes. Kalian bisa
cek lebih rinci tentang program dengan klik tautan di atas, ya. Saya tidak akan
bahas banyak tentang project ini hehe. Saya akan cerita drama panjang saya
menuju benua hitam.
Project ke Afrika sangat jarang
sekali. Ketika dikasih tahu oleh bos kalau saya yang akan berangkat, saya speechless. I WAS REALLY HAPPY AT THAT TIME
BUT ALSO A LITTLE BIT WORRIED *capslock jebol*. YOUUUU KNOOOOOW IT IS AFRICAAAA
:D
Tanzania. Hmmm.. Jadi teringat
pernah menulis berita saduran tentang beberapa taman nasional dan tempat wisata
di sana. Mikumi, Serengeti, Zanzibar!!! Arrrrrrghhh kaya kejatuhan durian di
siang bolong nggak sih? Eits, tapi tidak semudah itu, ferguso! Ada banyak hal
yang harus dipersiapkan untuk bisa berangkat ke sana. Pertama yang saya lakukan
adalah mencari tahu semua tentang Tanzania. Mulai dari perizinan, cuaca,
kondisi, do and donts, dan tentunya tempat untuk wisata :D.
WNI bisa menggunakan VoA untuk
bertandang ke Tanzania dengan membayar sekitar 50 USD. Kami (saya dan dua
delegasi lainnya) menggunakan VoA karena tidak ada kedutaan Tanzania di
Indonesia, kedutaan terdekat ada di Malaysia. Selain VoA, kami juga disarankan
untuk mendapatkan vaksin demam kuning (yellow fever selanjutnya saya singkat
menjadi YF). Drama menuju Afrika dimulailah dari sini.
Menurut artikel di Kespel Kemenkes, YF (demam kuning) adalah penyakit sistemik akut yang disebabkan
oleh flavivirus yang ditularkan oleh nyamuk yang terinfeksi virus.
Penyakit ini menyebabkan kerusakan pada saluran hati, ginjal, jantung dan
sistem pencernaan.
WHO merekomendasikan kepada
pelancong, crew kapal, maupun pesawat untuk divaksinasi yellow fever sebelum
berkunjung ke daerah endemis dan revaksinasi dianjurkan setiap 10 tahun. Dan
sebagian besar negara-negara didunia mewajibkan semua pengunjung yang datang
dari daerah endemis demam kuning untuk menunjukkan ICV (International
Certificate of Vaccination) sebagai bukti bahwa mereka telah memperoleh
vaksinasi yellow fever (Ariyanto, SKM). Harga sekali vaksin YF yaitu sebesar Rp
345.000.
Ketersediaan vaksin YF cukup
jarang di Indonesia. di KKP Semarang sudah sebulan terakhir kosong, telepon ke
KKP Soetta juga sedang kosong. Dag-dig-dug juga dengan ketersediaan vaksin
apalagi tanggal keberangkatan sudah semakin dekat.
Hampir dua minggu sebelum
keberangkatan, saya dapat kabar via telepon kalau di KKP Soetta sudah tersedia
vaksin YF. Dua teman saya juga mendapat kabar kalau di Surabaya juga tersedia.
Maka, kami sepakat melakukan vaksin di hari yang sama, namun di dua KKP
berbeda. Saya memilih di Jakarta, berangkatlah saya Minggu malam dengan kereta
api.
Sesampai di Gambir, saya bersiap
dan langsung memesan Damri menuju bandara Soetta. Jangan lupa sampaikan pada petugas
Damri jika akan turun di KKP Soetta, karena pemberhentiannya berbeda dari
kebanyakan, namun akan tetap diantarkan. Memang tidak tepat di KKP Soetta, kita
butuh berjalan beberapa meter dari tempat Damri biasanya berhenti.
Tiba di KKP Soetta saya lega
karena masih sepi, kemudian saya mulai menyapa petugas dan memberi tahu maksud
dan tujuan ke sana. Eh, lagi-lagi seperti kejatuhan durian tepat di muka
petugas bilang kalau vaksin YF habis dan masih belum stok lagi di KKP Soetta. Saya
coba telpon CS KKP yang hari Jum’at minggu lalu mengatakan kalau vaksin YF
sudah restock dan bisa melakukan vaksin di KKP Soetta, karena pernyataan dia
nggak sinkron dengan petugas KKP.
Di telepon saya bilang kalau memang vaksin YF di KKP Soetta habis, mengapa CS KKP bilang ada dan
bisa melakukan vaksin. Penerima telepon dari CS KKP Soetta justru balik
bertanya, kira-kira begini, ”Lah, Ibu sudah di KKP Soetta? Kalau sudah tahu vaksin
YF habis kenapa telepon ke sini?”
Padat, singkat, menjengkelkan! Dari
pada semakin emosi, saya langsung matikan telepon.
Jauh-jauh dari Semarang, saya
tidak mau perjalanan saya sia-sia. Saya mencoba untuk denial, meminta jalan
keluar. Petugas menyarankan untuk mendapat vaksin di rumah sakit tertentu, yang
sebelumnya saya sudah coba kontak (jaga-jaga tidak dapat vaksin di KKP). Rumah
Sakit tersebut juga kehabisan vaksin, harus pesan terlebih dahulu di Singapura
yang berarti biaya akan bertambah mencapai sejuta lebih!
Akhirnya saya coba kontak teman
saya di Surabaya. Syukurnya, stok vaksin YF di sana ada. Mereka masih dengan
lancar mengantri untuk divaksin, dan merasa bersalah tidak memaksa saya pergi
ke Surabaya bersama. Saya sedikit lega, dan minta tolong tanyakan ketersediaan
vaksin YF untuk besok apa masih ada. Petugas Surabaya bilang untuk hari ini
masih ada, belum tahu esok hari karena tergantung sisa permintaan vaksin hari
ini. Mulailah saya ketar-ketir lagi. Itu berarti ketersediaan vaksin YF tidak
banyak.
Hari itu juga saya balik ke
Gambir dengan Damri. Saya berjalan kaki ke halte Damri terdekat dengan KKP
Soetta, yaitu di terminal 1 bandara Soetta. Saya langsung ke Surabaya hari itu
juga. Beruntung saya diberi kontak petugas KKP Surabaya yang luar biasa baiknya! Di malam hari saat saya masih di perjalanan beliau menginfokan dan
mengusahakan kalau saya bisa vaksin di KKP Juanda.
Selasa pagi, saya segera menuju
KKP Juanda. Mengantri daftar, dan Alhamdulillah, bisa mengantri untuk vaksin YF.
Lumayan menunggu lama karena antri bersama para calon jemaah umrah/haji. Mereka
antri untuk vaksin Menengitis.
Setelah mengantri dengan tertib, akhirnya nama saya dipanggil.
Proses vaksin seperti suntik pada umumnya. Di lengan, singkat seperti digigit
semut :D Kata Dokter, vaksin YF berlaku seumur hidup. Jadi, saya tak perlu lagi
vaksin YF jika mau bepergian ke negara yang membutuhkan vaksin YF.
Akhirnya, got ICV ! After long journey and drama :3 |
Yay ! Tidak ada perjuangan yang
sia-sia :) Tanzania, I am ready to goo !
Baca juga : Another Drama in Tanzania
Tags:
berjalan lebih jauh
erasmus+
KAI
kereta api
KKP
tanzania
travel
traveling
vaksin yellow fever
yellow fever
yellow fever vaccines
youth worker
YSI
0 komentar
Please kindly leave your comment with your ID