Pada
tahun 2008 kala aku masih duduk di bangku X SMA, aku membaca karya beliau untuk
pertama kalinya. Ketika itu salah satu teman sekelas ku (Nova;baca) mendapat
kado dari seseorang yang menyukainya, berjudul Bidadari-Bidadari Surga. Nova
masih agak malu dan ragu menerimanya lalu, dengan nekat aku pinjam dan bawa
pulang saja novel tersebut. Beberapa hari kemudian novel tersebut aku
kembalikan dengan predikat novel jempolan, alhasil teman yang lain berebut
meminjamnya pada Nova.
Membaca
satu buku dari penulis yang mempunyai nama pena ‘agak asing’ ini malah membuatku
semakin penasaran dan memulai petualangan berburu karya beliau lainnya.
Beruntung di tempat penyewaan buku langgananku ada 2 novel lainnya, segera saja
aku pinjam :p Moga Bunda Disayang Allah dan Hafalan Shalat Delisa. Tidak hanya
novel Bidadari-Bidadari Surga saja, tetapi 2 novel tersebut juga sukses
menguras air mataku. Sejak saat itu aku memutuskan menjadi pembaca setia Mba
Tere~Liye, begitu pikirku yang pada awalnya mengira Tere~Liye seorang
perempuan.
Tulisan
beliau begitu khas, penuh pelajaran yang berkesan. Bisa dibaca beragam usia,
untuk diceritakan kembali kepada anak-anak atau pun pelajaran bagi para orang
tua dengan posisi tulisan yang tidak menggurui. Selain itu, karakter tokoh
dalam mendukung cerita-cerita beliau begitu kuat meski tokoh tersebut berperan
kecil sekali pun.
Salah satu dari
sekian banyak kegemaranku adalah jalan-jalan atau bahasa kerennya travelling. Sebenarnya aku bukan tipe orang yang suka ngeluyur
& nongkrong gak jelas tetapi, ketika aku lagi ada masalah atau mood-ku lagi nggak bagus maka,
jalan-jalan akan merubah seketika mood-ku
ataupun memunculkan ide-ide untuk menyelesaikan masalah ku. Dan dulu ...
pernah ada yang ngajakin travelling keliling Indonesia bareng (itu dulu). So, berbahagialah
ketika aku menjalani studi di Semarang, kesempatan untuk menikmati indahnya
bumi Allah selain Kalimantan pun aku dapatkan J.
Pertama kali
travelling sendirian itu setelah libur UTS semester I, waktu itu sih pilih kota
wisata yang paling dekat dulu, Yap ! Yogya. Kenapa ? selain memang banyak
teman-teman ku yang kuliah di Yogya, pun ada 2 sepupuku yang kuliah di Yogya :
Winda (semester I) dan Kak Dewi (semester akhir), otomatis bisa nebeng nginep
:p Sebelumnya juga diajakin main ke Yogya sama temen sejurusan tak lain tak
bukan, si Fina.
Hal yang
pertama dilakukan adalah minta izin, dengan bujukan tingkat dewa, Pa’Is dan
Mamii pun terbujuk. Dengan modal seadanya, aku memutuskan untuk 4 hari 3 malem (sekitar 1-3 Nov) stay di Yogya. Rencananya
hari pertama nginep di kosan Winda dan sisanya di kosan Kak Dewi. Tetapi,
takdir berkata lain haha bertepatan aku ke Yogya ada acara Korean Day yang
diadakan oleh jurusan Sastra Korea UGM maka semakin rame lah travelling
pertamaku :D
1 November 2011
 |
blur~~ di 0 km |
Selesai UTS aku
langsung capcus dari Tembalang ke rumah Mbah, sekalian titip motor sih. Harus
buat janji ngerayain idul adha bareng dulu, baru aku dapat izin dari para Mbah.
Selasa pagi aku langsung capcus naik Joglosemar. Dan seperti biasa, duduk manis
di posisi kesukaanku = pojokan dekat jendela xD. Di pemberhentian bus yang
kedua karena memang sudah janjian, Nia salah satu teman sejurusanku yang asli
Yogya mengajak berangkat bareng. Hampir separuh perjalanan aku sama Nia
ngomongin fangirling world kebetulan
Nia ini Cloud Elf, sisanya diisi dengan tidur.
Sampai di Yogya, Nia dijemput Ayahnya dan aku mulai bingung mau ke
mana dan dijemput siapa ? xD maka tinggalah aku yang sendirian bengong di agen
Joglosemar. Oke ! daripada kaya anak hilang mending do something! Aku coba
menelepon Kak Dewi, sedihnya dia nggak bisa jemput karena harus bimbingan dosen
*maklum Kak Dewi mahasiswi tingkat akhir*. Lebih nggak mungkin lagi dijemput
Winda karena dia nggak punya motor di Yogya ._. Akhirnya dengan nekat aku memutuskan
untuk naik taksi saja menuju kosannya Winda.