Around The Atlas City : Semarang !
Lawang Sewu's girls xD |
Pertengahan Desember lalu, aku, Idut, Fina, dan Alisya untuk pertama kalinya hangout keliling Semarang bersama. Dimulai dari Sam Poo Kong, Lawang Sewu, dan diakhiri dengan wisata kuliner ke Leker Paimo. Sebagai mahasiswi yang numpang kuliah di Semarang, kami memutuskan untuk mengunjungi beberapa tempat wisata di Semarang. Agar kelak, kami juga dapat membantu mempromosikan wisata yang ada di Semarang
Berangkat dari Tembalang, kami membawa dua motor, goncengan berpasangan. Aku dengan Idut, sedang Fina dengan Alisya. Tembalang-Gedong Batu (daerah Sam Poo Kong) membutuhkan waktu ± 20 menit jika tidak macet.
Tiba di Sam Poo Kong, kami hanya
diharuskan membayar tiket masuk sebesar Rp3000,-/orang, namun untuk wisatawan
asing dikenai tarif berbeda yaitu Rp10.000,-/orang. Di sana kami beberapa kali
mengambi foto di berbagai spot kecuali klenteng, untuk masuk dan berfoto di
klenteng hanya diperbolehkan dengan fotografer dari sana dengan membayar biaya
tambahan. Nantinya, foto langsung dicetak. Kami memilih untuk berfoto sendiri
tanpa bantuan fotografer, sehingga tidak masuk klenteng. FYI, Klenteng Sam Poo
Kong ternyata masih aktif digunakan oleh umat buddha untuk beribadah.
Puas berfoto di Sam Poo Kong kami
melanjutkan wisata ke Lawang Sewu. Bangunan seribu jendela ini merupakan salah
satu ikon bersejarah kota Semarang. Memiliki posisi strategis di tengah kota,
selalu menjadikannya objek wisata wajib bagi wisatawan Semarang. Walaupun rumah
mbah ku cukup dekat dengan Lawang Sewu. Ini adalah kali pertamaku masuk ke
Lawang Sewu.
Kami memarkir motor di samping Lawang Sewu. Di depan pagar, kami dicegat
untuk membayar tiket masuk masing-masing orang sebesar Rp10.000,- dan biaya guide Rp30.000,-. Mengelilingi lantai
pertama, kami sesekali mengambil gambar dengan dibantu mas guide. Mas guide menceritakan sejarah Lawang Sewu yang ternyata
merupakan kantor kereta api NIS (Nederlandsch Indische Spoorwerg Maatschappij).
Setelah hampir menjelajahi semua tempat, tibalah pada tempat yang selama
ini jadi bulan-bulanan pengunjung Lawang Sewu, ruang bawah tanah. Untuk dapat
masuk ke sana kami diharuskan membayar lagi sebesar Rp20.000 dan biaya sewa
sepatu boots Rp.20.000/orang, karena ruang bawah tanah saat musim hujan penuh dengan
genangan air. Tak lupa diberi dua buah senter, karena ruang bawah tanah yang
minim cahaya.
Hanya aku, Idut, dan Alisya yang melanjutkan perjalanan ke ruang bawah
tanah ditemani guide. Fina yang sudah pernah masuk ke sana, malas mengulang
lagi pengalamannya. Formasi masuk ruang bawah tanah sudah dibuat. Mas guide di depan membawa senter, Alisya
dan Idut bergandengan di belakangnya, sedang aku paling belakang membawa senter
satunya lagi .
Berpose di Sam Poo Kong |
Setelah menemani Alisya mengambil tiket di stasiun Tawang, kami
mengakhiri hangout hari itu dengan
mampir ke kuliner populer di Semarang, Leker Paimo !
Leker Paimo merupakan jajanan terbuka yang menawarkan leker (krepes
kering/basah dengan berbagai macam toping) terletak di depan SMA Loyola
Semarang. Leker Paiko digawangi oleh bapak paruh baya yang metal, Pak Paimo.
Leker Paimo sudah beberapa kali masuk di acara TV Swasta.
Di Leker Paimo |
0 komentar
Please kindly leave your comment with your ID