Di Neutron, di setiap pertengahan pelajaran pintu akan diketuk dari luar, dan setelah pintu di buka munculah Mas/Mbak pegawai Neutron menyerahkan daftar absen keliling *disingkat jadi DAK biar nggak ribet*. Kadang ia menyerahkan untuk dimulai dari yang paling depan, kadang juga dari belakang. Tetapi bagi kami *F4* yang duduk di pojok belakang sangat mengharapkan kalau DAK itu selalu dimulai dari depan.
Kalau waktu bimbel di SMA tu yaa DAKnya pasti bakal dicoret-coretin dengan berbagai petunjuk dan gambar-gambar khas nakalnya anak SMA, entah kenapa DAKnya bimbel SMA biasa aja, there’s nothing special, berbeda dengan DAKnya bimbel Neutron. Setelah aku share sana~sini, nggak hanya aku merasakan hal itu, Emmi pun juga.
Kami kan anak luar dan nggak terlalu kenal sama anak-anak Neutron yang kebanyakan siswa Neutron asli *ikut jauh sebelum UAN* jadi mereka udah saling kenal. Karena nggak berani langsung ngajak kenalan *sebenernya takut dikira SKSD* maka kami lebih memilih mengenal anak-anak Neutron yang lain lewat DAK tersebut
Aku suka banget memperhatikan DAK itu beralih dari satu meja ke meja yang lainnya. Saat teman-teman satu persatu mengisinya, membacanya, dan apalagi saat DAK itu sampai pada seseorang yang emang aku nantikan sampai padanya *siapa coba ?* hingga DAK itu ada di mejaku, aku bak anak kecil yang menemukan mainan kesukaannya, berlama-lama menatap DAK tersebut sampai si Emmi atau Windi merebut DAK nya dan aku hanya bisa protes dalam diam.
Dan yang paling rame kalau aku lagi duduk sebelahan sama orang yang emang aku pengenin duduk di sebelahnya = gebetan * bahasa gaolnya* ! Saat DAK itu dari meja ku beralih ke mejanya ataupun sebaliknya, aku jadi bisa punya alasan buat sok-sok negur dia, seperti : “nih..”, “mas ...”, “makasih” walaupun tegurannya sangat simple dan kemungkinan dijawab juga nggak! yang penting TP *Tebar Pesona* dikit lah #PLAKK!
Terkadang juga dengan isengnya aku dan Emmi mencatat nama orang-orang tertentu dari DAK tersebut lalu kita cari FB/Twitternya *cah gemblengg* Wow ! nggak akan pernah lupa deh dengan Daftar Absen Keliling itu ^^
Aku sama Emmi udah mulai terbiasa dengan lingkungan pergaulan Semarang. Kebanyakan teman yang aku & Emmi kenal adalah dari luar Semarang. Nggak maksud bilang bahwa anak yang asli Semarang sombong, mereka ramah koq hanya saja mereka lebih suka kalau kita yang negur duluan. Namanya juga kota kan tingkat individualisme tinggi ^^. Kalau sudah ditegur dan bicara tentang kota asal, mereka akan cepat tertarik dan kadang nggak percaya kalau aku berasal dari Kalimantan nun jauh di sana *yang mereka anggap masih hutan-hutan belantara*
Lepas dari itu, aku beruntung bisa kenal Tia & Windi, karena selain tempatku bertanya pelajaran mereka juga satu-satunya eh dua-duanya *kan mereka berdua* teman akrab waktu di kelas. Pada awalnya, aku sempet sebel sama mereka karna tiap pelajaran IPA yang aku tanyain selalu ngakunya nggak bisa jelasin. Ehh ternyata diketahui rahasia bahwa mereka juga anak IPS *sama kaya aku* yang nekat ngambil jurusan IPC, maka nggak heran deh nggak bisa jelasin xD.
Tia & Windi berasal dari Blora dan untuk mengikuti bimbel SNMPTN tertulis 2011 mereka ngekost di daerah belakang tempat bimbel. Tia adalah cewek cantik dengan gestur, tinggi, langsing, putih dan agak kalem, sedang Windi cewek manis yang bertubuh sangat subur gayanya mirip jeng~jeng yang suka arisan nan baik hati. Keduanya mengenakan jilbab dan sudah mempunyai ayang masing-masing xD
Semoga dengan judul yang aku tulis nggak membuat persahabatan itu hanya untuk satu bulan, tapi ku harap selamanya.
Tujuan utamaku dan Emmi ke Semarang adalah ikut bimbingan belajar khusus SNMPTN Tertulis 2011, dan kami memilih Neutron Yogyakarta *NY* cabang Semarang atas rekomendasi salah satu kakak kelas kami yang juga alumni Neutron tahun lalu dan berhasil SNMPTN 2010, Ka Hendi.
Awalnya kami masuk di NY cabang Semarang 2, tetapi karena transportasi yang sulit kami meminta pindah di NY cabang Semarang 4. Aku mengambil paket IPC, sedang Emmi IPS dan itu artinya kami nggak mungkin satu kelas! Tapi setelah menyesuaikan jadwal kami bisa bareng di hari Sabtu, Minggu, dan Senin lalu di hari lainnya Emmi mau nggak mau mesti nungguin aku 1,5 Jam.
Jadwal di hari pertama bimbel aku dan Emmi sama Bahasa Inggris hanya saja beda jam *waktu itu aku belum tahu kalau ternyata kami boleh bergabung di satu kelas* Jam 15:00 Emmi dapat giliran kelas lebih awal jadi, aku nunggu 1,5 jam untuk giliran kelas ku. Sambil menunggu Emmi aku keliling Neutron, nggak kerasa udah jam 4 sore dan aku belum shalat Ashar.
Lumayan lama sudah aku tinggal di Semarang, mulai bisa membiasakan diri dan beradaptasi dengan Semarang yang panasnya nggak ketulungan xD
Semarang adalah salah satu kota besar yang ada di Indonesia, maka nggak heran jika terlihat para pengamen, pengemis, gepeng dan lain sebagainya. Dan akupun sudah tahu lama akan hal itu, tetapi tidak untuk berhadapan dengan mereka atau menyaksikan mereka secara langsung.
Pada awalnya setiap berhenti di lampu merah dan melihat bocah-bocah kecil menengedahkan tangannya padaku, aku merasa iba, kadang jika ada uang kecil aku memberikannya dan dengan berebut mereka ambil uang tsb. Sekali, 2 kali, 4 kali, 10 kali, hingga berkali-kali aku berhenti di lampu merah lagi bocah-bocah yang sama selalu menegedahkan tangannya padaku, dan entah kenapa aku menjadi biasa dengan keadaan sepeti itu. Aku hanya tersenyum simpul dan jika aku tak memberi, mereka akan beralih ke pengendara lainnya.
Oya.. pada awalnya aku agak sedikit takut untuk mengendarai motor sendiri di Semarang, karena padat dan belum terlalu ngerti jalan. Tapi mau nggak mau, aku harus mau dan bisa ! karena hanya dengan mengendarai motorlah transportasi yang efektif pada saat itu *untuk berangkat ke lembaga bimbigan belajar sama si Emmi*
Jadilah pada suatu pagi Pa’Is dengan nekatnya menyuruhku membonceng beliau keliling jalan besar di Semarang dan mengarahkanku jalan yang paling dekat dengan lembaga bimbingan belajarku. Dan pelajaran yang paling penting saat berkendara di Semarang adalah :
Well, hampir seminggu aku tinggal di Semarang. Pa’Is sama Dida cuma bisa nemenin jalan-jalan 5 harian dan sisanya yang kurang lebih masih sebulanan lagi mesti aku jalanin sendiri *lebih tepatnya sama si Emy sih*
Cukup banyak hal yang aku dapat selama di Semarang, terutama pembelajaran sebuah kehidupan. Tentang keluarga besarku yang di Semarang dan bagaimana perjuangan mereka hingga seperti sekarang, tentang kerasnya kehidupan di sebuah kota besar, atau tentang kawan-kawan baruku dan caraku beradaptasi dengan mereka.
Aku sungguh beruntung terlahir di sebuah keluarga besar :) baik dari mamii atau pa’is mempunyai keluarga besar dan ada di mana-mana. Kalau Mami mempunyai keluarga besar yang tersebar di Kalimantan, sedang Pa’Is di Jawa. Dan *emang jodoh kali ya ?* kedua keluarga besar itu berpusat di Kalimantan Tengah *keluarga pihak mamii* juga Jawa Tengah *keluaga dari pihak Pa’Is*
Aku lahir dan tumbuh besar di Pangkalan Bun, Kotawaringin Barat *salah satu kabupaten di Kalimantan Tengah* dan memang di sanalah aku dan keluargaku menjalani kehidupan rumah tangga. Sedari dulu memang sudah direncanakan aku akan meneruskan sekolahku di Semarang, dan salah satu impianku adalah masuk Universitas Dipenegoro
Dan di sini lah aku sekarang, Semarang :) Aku bersama Emmy tinggal dengan 2 Mbahku (Mbah Nah dan Mbah Ni) yang usut punya usut merupakan orang paling sepuh di daerah situ :) dan Bude ku nan tomboy (De’Is)