Hari ini saya menyadari seringkali menggunakan wkwkwk di awal kalimat, bukan untuk hal lucu. Awalnya saya pikir itu hanya sebatas kebiasaan chat saat situasi tidak formal saja.
Setelah saya menelaah beberapa chat saya dengan orang lain, ternyata selain ditujukan untuk menertawakan hal-hal, seringkali wkwkwk juga bisa saya maknai lain dalam bahasa chat. Biasanya di situasi berikut:
- Saya sedang mencoba beramah tamah, membuat percakapan di chat lebih santai
- Saya sebenarnya sedikit kesal tapi enggan menolak, ini biasanya dilanjutkan dengan kalimat penghiburan seperti: "Wkwkwk okay" atau "Wkwkwk sans gapapa"
- Menertawakan diri sendiri yg mungkin garing saat menyampaikan sesuatu/mengurangi situasi tidak nyaman/awkward
Sebagai contoh, suatu ketika saya chat rekan kerja meminta tolong untuk
menggantikan tugas salah satu teman yang sedang cuti, rekan kerja saya ini
menolak dengan baik, karena dia seringkali sudah backup tugas ini dan
menyarankan rekan lain.
Bak autopilot saya langsung membalas
"wkwkwk oke deh!"
Padahal perasaan saya saat itu kecewa, karena saya pikir dia orang yang akan
dengan senang hati membantu. Jawabannya tidak sesuai ekspektasi, namun justru saya mengetik
wkwkwk dibanding ungkapan kekecewaan lain seperti "yaaah" atau "wah sayang sekali".
Bisa jadi, ini refleks saya menghadapi situasi penolakan agar tidak awkward.
Saya rasa harus mulai merubah kebiasaan ini karena bisa jadi bias maksud. Nggak
semua orang paham maksud saya. Bisa jadi rekan kerja saya tersinggung dengan
jawaban wkwkwk itu. Karena terkesan rude/tidak sopan, apalagi kami tidak
sedekat itu.
Lagi pula secara bunyi wkwkwk tidak ada anggun-anggunnya dibanding hehe atau
haha apalagi tidak secute xixixi. Apa perlu saya menggunakan tawa ala Spanish saja dengan
Jajajajaja atau Thai dengan 5555555 oh tak ketinggalan kekeke ã…‹ã…‹ã…‹.
Mungkin kuncinya saya harus lebih mindfull saja saat ber-chating ria. Dipikir, dipahami dan diketik baik-baik. Nggak usah grasa-grusu.